Senin, 07 Mei 2012

Tas Rajut Ukhuwah

Kisah saya dan "tas rajut ukhuwah" berawal di suatu musim dingin di Korea. Banyaknya waktu luang sementara ditinggal suami bekerja membuat saya memutar otak. Apa yang bisa saya lakukan agar tetap bisa produktif. Awalnya ingin ikut kursus "ini-itu". Akan tetapi kendala bahasa dan mengingat besarnya won (mata uang korea) yang harus dikeluarkan membuat saya membuang jauh-jauh keinginan tersebut. Hingga suatu hari saya berkunjung ke rumah Nargis, seorang muslimah asal India yang tak sengaja saya kenal saat berbelanja di sebuah foreign mart.

Saat itu Nargis memakai sebuah cardigan rajutan yang sangat cantik. Saya benar-benar terpana saat ia mengatakan bahwa ia merajut sendiri cardigan tersebut. Nargis juga memamerkan
beberapa sweater yang ia rajut untuk putra kecilnya yang berusia satu tahun dan memperlihatkan alat yang ia gunakan untuk merajut; 2 buah jarum besar panjang yang disatukan oleh seutas selang kecil. Di kemudian hari saya mengetahui istilah untuk jarum tersebut adalah circular needle. Saya teringat pernah belajar merajut dengan menggunakan satu jarum/hakpen (merajut dengan hakpen disebut dengan crochet), akan tetapi merajut dengan 2 jarum adalah hal yang baru bagi saya, sepertinya cukup sulit.
Rasa penasaran untuk belajar merajut dengan 2 jarum (knitting) saya pendam dulu sementara waktu. Rencananya nanti saja setelah kembali ke tanah air saya beli perlengkapan knitting. Tapi mungkin karena memang jodoh, selang beberapa hari  secara tak sengaja saya melewati sebuah toko yang menjual alat rajut dan benang-benang wol dan katun yang cantik dan berwarna-warni. Saya girang sekali dan tanpa pikir panjang memasuki toko tersebut.Cukup kaget juga saat penjaga toko menuliskan harga benang-benang di sebuah kertas. Mahal! Tapi karena mode belajar knitting sudah terlanjur on, akhirnya saya putuskan untuk membeli beberapa gulung. Saya pilih benang motif alur dengan bulu halus sekelilingnya.

Begitu sampai di rumah saya langsung berselancar di dunia maya mencari video cara merajut. Saya menemukan panduan knitting yang cukup mudah dimengerti di  www.videojug.com dan berhasil menguasai dasar rajutan dan beberapa simpul. Dasar tidak sabaran saya langsung ingin belajar membuat sweater agar bisa dipakai saat musim dingin. Mulai lagi saya bongkar2 internet mencari pola sweater yang sesuai dan arti istilah istilah dalam knitting. Akhirnya, dimulailah proyek sweater rajutan pertama saya. Baru seperempat jalan saya menyadari bahwa jumlah benang yang saya beli jauh dari cukup untuk bisa membuat sebuah sweater. Karena malas membeli lagi akhirnya sweater itu terbengkalai.
Beberapa hari sweater tersebut tergeletak begitu saja di atas meja. Hingga suatu hari saya merasa butuh sekali untuk mempunyai tas tangan karena memang tidak bawa dari Indonesia. Timbullah ide untuk membuat tas rajutan. Saya bongkar dan urai lagi proyek sweater yang terbengkalai dan benangnya saya gulung ulang. Rasanya benang tersebut juga bagus jika dijadikan tas. Setelah menemukan pola yang sesuai saya mulai merajut tas tanpa membuat gauge terlebih dahulu, akibatnya sudah seperempat jalan saya merasa tas tersebut terlalu besar. Akhirnya saya bongkar lagi dan modifikasi pola menjadi lebih kecil. Saat memulail lagi  tas tersebut masih terasa terlalu besar hingga saya membongkarnya kembali dan mulai dari awal dengan modifikasi pola kembali. Beberapa kali begitu sampai akhirnya saya mendapatkan ukuran yang rasanya pas. Beberapa hari saya habiskan untuk menyelesaikan tas rajutan tersebut. Pada hari keempat tas tersebut resmi selesai dan siap dipakai.

Aah... puas dan senang sekali rasanya. Walau tidak terlalu bagus, tapi saya sangat menyukai tas tersebut. Selama di Korea tas itu selalu saya bawa ketika bepergian. Lumayan, bisa memuat HP, dompet dan sebuah buku. Bahkan saat sudah kembali ke tanah air sesekali saya masih memakainya. Suatu hari saat ikut pengajian saya membawa tas tersebut dan salah seorang teman yang bernama Ajeng tak sengaja melihatnya. Saat tahu bahwa saya merajutnya sendiri, ia sangat terkesan dan berkali-kali memujinya. Tanpa pikir panjang tas itu saya berikan kepadanya sebagai hadiah. Senang sekali ketika ia menerima tas rajutan buatan saya tersebut dengan gembira. Akhirnya tas tersebut saya beri nama "Tas Rajut Ukhuwah", karena bersamanya tersimpan cerita tentang saya, Nargis dan Ajeng. Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar