Selasa, 03 Maret 2009

Sangatta

Sudah lebih sebulan ewie ikut Mas dinas di Sangatta. Sangatta adalah sebuah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Di kecamatan dengan jumlah penduduk tak lebih dari 100.000 jiwa inilah terdapat penambangan batubara terbesar di Indonesia yang dikelola PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Sebenarnya ini bukan kali pertama, sebelumnya sudah dua kali Ewie menginjakkan kaki di kota dengan semboyan "Sangatta Kota Tercinta" ini (agak sewot juga waktu baca semboyan ini, karena 'kampuang' yang kusayangi sudah dari dulu memakai semboyan yang sama: Padang Kota Tercinta). Hanya saja kali ketiga ini ewie tidak sekedar singgah tapi tinggal selama hampir 3 bulan (rencananya).

Seperti sebelum-sebelumnya, kami tinggal di Hotel Kutai Permai yang berlokasi di daerah Sangatta Lama. Fasilitas hotel lumayan memuaskan untuk ukuran Sangatta; kamar mandi di dalam, AC, TV kabel, internet 24 jam, laundry service, dan sarapan yang disajikan prasmanan. Sebenarnya Hotel Kutai Permai ini bukanlah yang paling bagus di Sangatta, tapi rasanya hotel inilah yang paling tinggi tingkat huniannya dan paling sering dipakai untuk kegiatan pelatihan diantara hotel-hotel lain di Sangatta. Padahal lokasinya tidaklah strategis. Mungkin karena tarif yang lebih murah, fasilitas yang lumayan, karyawan dan pegawai yang ramah dan bersahabat serta lobi yang luas dengan hot spot wireless. 

Pekan ini, pekan ke-tujuh Ewie dan Mas tinggal di hotel. Tanpa disadari Ewie sudah hapal betul jadwal room boy/girl "mengetuk" pintu kamar. Ketika pintu mulai diketuk dan terdengar seruan "room boy" dari depan pintu, Ewie sudah siap sedia dengan pakaian menutup aurat dan jilbab bergo. Ketukan pertama biasanya pada pukul 8.30-9.30. "Tok tok. Laundry...". Nah mbak-mbak yang menangani urusan cucian tamu hotel sudah datang menjemput pakaian kotor. Khusus kamar 222, kamar Ewie dan Mas, ada 2 orang yang tugas bergantian. Ketokan kedua akan kembali terdengar pada pukul 10.00-11.00. Kali ini yang mengetuk adalah room boy yang bertugas membersihkan kamar. Biasanya mas room boy akan berkata "Kamarnya mau dibersihkan Buk". Awalnya Ewie bingung, ini pertanyaan apa pemberitahuan? (he...sebenarnya sampai sekarang juga masih bingung). Kalau sedang malas keluar kamar ewie akan jawab "ngga usah mas, tolong sampahnya aja dibuang", sambil menyerahkan bungkusan plastik hitam berisi sampah. Untuk urusan membersihkan kamar ini, petugasnya juga ada dua orang yang tugas bergantian sehari-hari. Ketukan ketiga akan kembali terdengar pada pukul 13.30-14.00. Mas room boy yang sama, yang membersihkan kamar, akan mengantarkan handuk bersih dan 2 botol sedang air mineral. Pada ketukan ke-empat, ketukan terakhir pada hari itu, mba yang bertugas menghantar cucian bersih dan wangi yang sudah terlipat rapi dan terbungkus plastik sudah berdiri di depan pintu dengan senyum terkembang.

Selama di Sangatta, Ewie sendiri juga punya jadwal yang tanpa disadari sudah tersusun dengan sendirinya. Pagi setelah sholat shubuh, menonton berita atau olahraga sekitar hotel sama Mas (untuk kegiatan satu ini Mas bela-belain menemani Ewie ke pasar beli sepatu kets, yang murah meriah saja J). Pukul 6.30 Mas mandi dan bersiap kerja, dan setelahnya pada pukul 7.00 kami sudah menikmati sarapan gratis di resto. Pukul 7.30 bus jemputan sudah datang, pertanda waktunya mas berangkat kerja.

Begitu balik ke kamar tidak banyak pilihan kegiatan yang bisa ewie lakukan. Mandi, dhuha, baca buku (yang hanya dua buah dan sudah habis dibaca), menonton acara kesukaan “The Amazing Race Asia”  atau tenggelam di dunia maya; browsing, chatting, multiplying, fesbuking. Pukul 10.00, saat kamar dibersihkan ewie sudah asyik menyeberangi sungai di belakang hotel menuju pasar untuk sekedar beli sayur. Beruntung kami sempat beli kompor listrik kecil sebelum berangkat ke Sangatta, jadi bisa masak sayur bening dan kebutuhan serat bisa cukup terpenuhi. Kadang malah bela-belain beli sedikit ayam mentah dan bikin sop ayam J. Setelah shalat zhuhur biasanya ewie kembali asyik di depan laptop dan ber-internet ria. Kalau sudah bosan, barulah melirik belanjaan dan mulai memasak. Selanjutnya shalat Ashar dan bersiap menyambut Mas pulang. Diusahakan untuk tampil cantik dan wangi dengan senyum terkembang, supaya Mas senang serta hilang segala kelelahan dan beban kerja. Nah, kalau Mas sudah pulang waktu terasa begitu cepat berlalu. Canda, tawa, atau obrolan ringan mewarnai sore hari kebersamaan kami sehari-harinya.

Kegiatan yang kurang lebih hampir sama Ewie jalani setiap harinya. Beberapa hari pertama memang bosan, akan tetapi seiring berjalannya waktu kebosanan itu sirna dan berganti rasa syukur karena bisa setiap hari bertemu Mas. Selain itu, silaturahmi kami ke DPD PKS menghantarkan Ewie pada kegiatan lain yang mudah-mudahan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Wallahua’lam.

 

 

 

8 komentar:

  1. sangatta plesetannya "sangat menderita": karena panas, meski kaya raya tapi listrik sering mati dan air bersih susahnya minta ampun. Tapi PKSnya Oke juga, bersama Pak Ardiyansyah dkk ya?

    BalasHapus
  2. Iya pak ade, sangatta memang sangat panas dan yang paling membuat adalah perjalanan dari simpang bontang-sangatta, jalan amburadul. Dari pertama saya ke sangatta kok ga ada perbaikan ya hehe. Yup, PKS di sangatta memang ok :) saya sendiri sudah menyaksikan semangat dan keikhlasan pak Ardiansyah untuk beramal...

    BalasHapus
  3. berarti skrg ewie br plg dr pasar dong..abis blanja apa nih, bu ewie..? ;)

    BalasHapus
  4. berhubung libur, ke pasarnya juga libur mba hehe...pagi2 udah diajak jalan2 ke pantai, namanya teluk lombok. Ewie dipaksa nyetir sama suami, biar berani katanya (maklum baru belajar nyetir ;)

    BalasHapus
  5. Wie, artikelna akan lebih lengkap lagi jika disertai foto =) jadi kan kebayang kahidupan ew disana seperti apa... terutama yang pas nyebrang sungai tu.. =)

    BalasHapus
  6. Iya niy, mau upload foto2 tp internetnya ga mau kompromi. Leleet banget ^_^!

    BalasHapus
  7. salam'alaikum, mbak ewie :)
    wah, saya tuh kenal dirimu nggak ya? sesama penghuni sangatta harus saling kenal...hehe
    -devita-

    BalasHapus
  8. Wah...hehe...salam kenal mba devita (nah tuh, jd kenal kan :>) sayangnya skrg sy udah ga di sangatta lg niy mba, kangen jg sm suasananya...

    BalasHapus